Senin, 20 Juni 2016

Songket Lampung dan Perkembangannya


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Songket Lampung dan Perkembangannya
___________________________________________________________












____________________

Kata Pengantar
____________________

Postingan ini adalah bagian dari link-link di bawan ini :

1. Sejarah Kain Tapis Lampung
http://galeri6msad.blogspot.co.id/2016/06/sejarah-kain-tapis-lampung-dan-sam.html
2. Jenis / Motif Kain Tapis Lampung
http://galeri6msad.blogspot.co.id/2016/06/jenis-motif-kain-tapis-lampung.html
3. Tenun / Sulam Kain Tapis
http://galeri6msad.blogspot.co.id/2016/06/tenun-kain-tapis-sebagai-tenun-dominan.html


Para kawan sekalian...!

Menurut penulis Istilah Songket Lampung hampir sama makananya
dengan isitilah "Kain Tapis Lampung". Seperti halnya istilah
Tenun Batak dengan Ulos batak.

Karena itu, istilah Songket dalam hal ini hanyalah istilah
umum yang digunakan karena kepopuleran namanya.

Karena itu pula, sejarah Kain Tapis Lampung sama saja dengan
Sejarah Songket Lampung.

Berikut info kelengkapannya dalam iringan Animasi :

Kain Songket masyarakat Lampung dengan motif kapal - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=7hdNqzRooGk

Selamat menyimak...!

________________________________________________________

Sekilas Sejarah Songket Lampung dan Perkembangannya
________________________________________________________










Sejarah dan Perkembangan Kain Tenun Songket Lampung
Kain tenun songket dari Lampung, atau lebih dikenal
dengan nama kain Tapis Lampung, bukan sekedar kebutuhan
sandang belaka bagi masyarakat setempat.

Namun juga merupakan identitas dari etnis masyarakat
Lampung yang mencirikan tipe kelompok masyarakatnya.

Daerah teritorial Lampung terdiri dari suku Lampung
Pepadun dan Lampung Saibatin. Suku Lampung Pepadun
berada di daerah pedalaman, sedangkan suku Lampung
Saibatin menetap di daerah pesisir pantai.

Kelompok tersebut terbagi lagi menjadi kelompok yang
lebih kecil disebut Buay/Marga. Marga terdiri dari
beberapa Tiyuh atau kampung yang didiami oleh
beberapa suku yang menjadi bagian dari Buay.

Ciri yang membedakan kedua kelompok etnis ini dapat
diketahui dari kerajinan tenunnya. Masyarakat Lampung
beradat Pepadun mengenal kain tapis, sedangkan masyarakat
Lampung beradat Saibatin mengenal kain Kapal dan kain
Inuh dalam aktivitas adat istiadatnya. Untuk penggunaan
motif disesuaikan dengan jenis upacara yang akan
dilangsungkan ’

Saat ini pembuatan tapis berkembang sangat dinamis,
tidak hanya dilakukan oleh perempuan sebagai pekerjaan
tradisional, namun juga dikerjakan oleh para pemuda lelaki.










Ragam hias baru terus dirancang menggunakan jenis benang
baru (umumnya benang sintetis) dan benang metalik yang
lebih mewah dan ringan, atau dengan hiasan manik-manik.
Saat ini perempuan Lampung sangat bangga mengenakan
tapis sebagai bagian dari busana tradisional dan
berbagai upacara.

Benang yang digunakan untuk menenun kain tapis biasanya
adalah benang katun. Namun kadang juga digunakan benang
sutera. Di atas kain tapis terdapat sulaman bermotif
tumbuhan, hewan, atau berisi cerita aktifitas masyarakat
sehari-hari yang disulam menggunakan benang emas atau
benang perak.

Kain Tapis wanita suku Lampung beradat Pepadun berbentuk
kain sarung terbuat dari tenun benang kapas bermotif
tenun garis polos yang membentuk bidang-bidang warna dan
diberi motif atau hiasan bahan benang emas, benang perak
dan benang sugi dengan sistem sulam  (Lampung : nyucuk)

Kain dasar Tapis merupakan hasil tenun benang kapas dengan
alat tenun gedogan yang disebut pattek (panthok). Warna
yang digunakan pada kain dasar Tapis umumnya merah dan
coklat dari getah buah Sepang (Caeselpinia Sappau), akar
Mengkudu  (Marinda Citriflora) dan Asam Jawa (Tamarindus
Indica), warna kunin menggunakan kunyit (Curcuma Domestica)
sedang warna biru dari Indigo (Indigofera), daun talom
atau buah Dedukhuk.








Lebar kain Tapis umumnya kurang lebih 60 cm, dengan garis
bidang dan warna yang diperolah adalah mendatar (horizontal)
pada saat dijadikan dipakai.

Penyulaman benang emas pada kain Tapis dilakukan dengan
meletakkan kainpada alat pengencang kain yang disebut
Teukang. Cara penyulaman dengan menyisipkan benang hias
pada benang kain atau dengan teknik sawat, yaitu
mengikatkan benang hias pada kain dasar dengan benang
pengawat untuk membentuk ragam hias dan tekstur yang
diinginkan.

http://www.museumsongketdigital.com/site/lampung/sejarah-songket

____________

Penutup
____________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan...

Selamat malam...!










____________________________________________________________
Cat :
Kain Songket masyarakat Lampung dengan motif kapal - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=7hdNqzRooGk
SPOTLITE Trans 7 - Kain-Kain Nusantara - YouTube



Tidak ada komentar:

Posting Komentar