Senin, 20 Juni 2016

Sejarah Kain Tenun Bantenan - Minahasa


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Sejarah Kain Tenun Bantenan
Minahasa - Sulawesi)
________________________________________________________________









________________

Kata Pengantar
________________

Luar biasa...!

Enatah abab berapa sudah sekarang ini, tapi Kain Tenun
bantenan ini sudah adasejak abad 15. Bayangkan...!

Udah Cle'an bayangkan...?
Bayangkan-lah pula. Macam mana kita ini.

Udah Cle'an bayangkan...?

Kalau saya sudah, bayangan saya tertuju pada, bahwa di
abad 15 orang minahasa sudah ada yang berpakaian Tenun.
Entah berapa orang-lah yang berpakaian pada masa ini,
entah-lah...!

Yang pasti, Presiden RI aja, 5 abad dia menunggu baru
dapat ijin untuk memakai Kain Tenun Bantenan ini.

Hebatkan...?

Hebat-la itu, siapa bilang tak hebat...!
Hebat itu hebat.

Para kawan sekalian...!

Berikut gambaran kelengkapan infonya.

Selamat menyimak...!

_________________________________________________

Sekilas info tentang kain Bantenan - Minahasa
_________________________________________________












* Pemahaman Awal

Kain  Bentenan merupakan kain tradisional hasil karya
Suku Minahasa yang ada sekitar abad ke-7, pada awalnya
kain ini berbahan dasar dari serat kulit kayu yang disebut
fuya, diambil dari pohon lahendong dan pohon sawukouw,
serta nenas serta pisang, disebut koffo dan serat bambu
disebut wa’u yang kemudian dilakukan proses tenun
secara tradisional.

















Ket :
Kain Betenan yang dipakai pada saat ASEAN TOURISM FORUM 2012
di Kota Manado (tampak kanan-kiri: Wapres- Boediono, Menteri
Pariwisata & Ekonomi Kreatif-Marie Pangestum, Sekjen United
Nation World Tourism Organization-Thalib Rivai,
Gubernur Sulut-S.H. Sarundajang )


Sekitar abad ke-15, orang Minahasa mulai menenun dengan
benang katun dan hasil tenunan inilah yang dinamakan Kain
Tenun Bentenan.

Dari Desa Bentenan yang terletak di Pantai Timur Minahasa
Selatan (distrik Pasan, Ratahan, Ponosakan dan Tonsawang)
inilah, kain tenun Bentenan pertama. Ditemukan dan terakhir
ditenun di daerah Ratahan pada tahun 1900.








Pada massanya, kain tenun Bentenan adalah salah satu kain
yang sangat tinggi mutunya di dunia. Bukan saja karena
teknik pembuatannya (bentuk kain lingkaran tanpa guntingan,
sambungan kain dan menggunakan bel, lonceng kecil di
sekeliling kain, sehingga disebut Pasolongan Rinegetan,
namun juga karena di saat sebelum menenun dilaksanakan,
ritual pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa dilantunkan.

* Prose Tenun Kain Bentenan di Sonder








Kain Bentenan memiliki tujuh motif yaitu tonilama (tenun
dari benang putih, tidak berwarna dan merupakan kain putih),
sinoi (tenun dengan benang warna warni dan berbentuk garis-
garis), pinatikan (tenun dengan garis-garis motif jala dan
bentuk segi enam, merupakan yang pertama ditenun di Minahasa.

Juga tinompak kuda (tenun dengan aneka motif berulang),
tononton mata (tenun dengan gambar manusia), kalwu patola
(tenun dengan motif tenun Patola India) dan kokera (tenun
dengan motif bunga warna-warni bersulam manik-manik).









Kain Bentenan ini bisa dilihat di di Museum Nasional,
Jakarta, Museum Tropenmuseum, Amsterdam, Museum voor
Land-en Volkenkunde, Rotterdam, Museum fur Volkenkunde,
Frankfurt-am-Main, Jerman, Ethnographical Museum, Dresden,
 dan Indonesisch Ethografisch Museum.

Pada saat ini kain bentenan telah dikembangkan dan diproduksi
secara komersil, dapat anda temukan di Kota Manado dengan
jenis kain tenun ataupun cetak, cocok sebagai buah tangan
atau pakaian acara resmi lainnya.

____________

Penutup
____________







Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan...

Selamat malam...!












______________________________________________________________
Cat :
SPOTLITE Trans 7 - Kain-Kain Nusantara - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=9fUNXS8OpQ0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar